MAKALAH
PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA
Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melengkapi Tugas Akhir
Semester
Oleh :
Romadani rajab
2008/02609
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Ruang Lingkup Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II KAJIAN TEORI
A.
Pertumbuhan Penduduk dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
B.
Pembangunan dan Syarat
Lancarnya Pembangunan
BAB III PEMBAHASAN
A.
Struktur Umur dan Pembangunan
B.
Keterkaitan antara Pertumbuhan
Penduduk dengan Pembangunan Dilihat dari Sektor Ketenaga Kerjaan
C.
Keterkaitan antara Pertumbuhan
Penduduk dengan Pembangunan dilihat dari Sektor Penguasaan Lahan
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan penduduk yang tinggi disatu sisi dapat
dikatakan sebagai modal dasar dalam pembangunan karena dalam proses pembangunan
itu sendiri memerlukan tenaga kerja yang banyak. Sehingga pertumbuhan penduduk
yang tinggi dapat memenuhi kebutuhan akan permintaan terhadap tenaga kerja. Dan
sebaliknya pertumbuhan penduduk tinggi akan menimbulkan suatu permasalahan yang
besar bagi kependudukan itu sendiri maupun dalam usaha pencapaian sasaran
pembangunan nasional.
Penduduk merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan
dengan pembangunan. Penduduk merupakan faktor pendorong bagi lancarnya
pembangunan yaitu dengan menciptakan stabilitas nasional karena tanpa
stabilitas nasional yang mantap pembangun tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Pembangunan itu sendiri harus ide perencanaan yang matang guna dapat mencapai
target yang menyeluruh bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian pembangunan yang direncanakan itu harus
seimbang baik antara spritual maupun material. Dengan kata lain bahwa
pembangunan tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan lahiriah saja seperti sandang,
pangan, kesehatan, perumahan, tetapi juga dapat memenuhi kepuasan bathiniah
seperti rasa aman, rasa keadilan, tanggung jawab, bebas mengeluarkan pendapat,
keseimbangan, kesasaran, dan keselarasan antara keduanya harus terpenuhi dan
pembangunan yang merata tanah air yang benar-benar dapat di rasakan oleh semua
lapisan masyarakat dengan rasa keadilan sosial sesuai dengan tujuan dan
cita-cita kemerdekaan.
Pembangunan yang merata yang dapat meningkatkan
kemampuan negara dan kesejahteraan masyarakat yaitu dengan memperluas
tersedianya sarana dan prasarana penunjang kebutuhan hidup dalam masyarakat
diantaranya sarana pendidikan, kesehatan, transportasi, lapangan kerja. Dengan
meningkatnya pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dapat mengurangi
angka kemiskinan di Indonesia .
Hal ini dapat memperbesar kesadaran masyarakat akan untuk mensukseskan
pembangunan dimasa yang akan datang.
Sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat
menimbulkan permasalahan seperti urbanisasi, stuktur urbanisasi, stuktur umur
muda, kemiskinan dan lain-lain yang dapat menghambat lajunya pembangunan.
B. Ruang Lingkup Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah ruang lingkup masalah
yaitu dapat dikemukakan sebagai berikut:
- Apa itu pertumbuhan penduduk dan pembangunan penduduk.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan syarat lancarnya suatu pembangunan.
- Hubungan (kaitan) pertumbuhan penduduk dengan pembangunan dilihat dari stuktur umur.
- Hubungan (kaitan) pertumbuhan penduduk dengan pembangunan dilihat dari sektor tenaga kerjaan.
- hubungan (kaitan) pertumbuhan penduduk dengan pembangunan dilihat dari sektor pembangunan.
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah dapat dipaparkan secara
diskriptif berdasarkan rumusan masalah:
- Seberapa penuh keterkaitan penduduk dan pembangunan dilihat dari stuktur umur penduduk.
- Apa dari pertumbuhan penduduk dan fungsi pembangunan dilihat dari stuktur ketenaga kerjaan.
- Apa yang di timbulkan dari pertumbuhan penduduk dan pembangunan dilihat dari sektor penguasaan lahan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pertumbuhan Penduduk dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengertian pertumbuhan penduduk merupakan perbedaan
jumlah penduduk dalam jangka waktu tertentu. Pertumbuhan penduduk dapat
diketahui dari pertumbuhan penduduk alami yaitu angka kelahiran dikurangi angka
kematian atau dengan pertumbuhan penduduk total yaitu kelahiran dikurangi
kematian ditambah imifrasi dikurangi emigrasi (Depdikbud, 1978)
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
penduduk adalah kematian, kelahiran dan migrasi. Kelahiran dan kematian adalah
merupakan faktor alami sedangkan migrasi adalah merupakan faktor non alami.
Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan atas pertumbuhan penduduk alami dan
pertumbuhan non alami/total.
Pertumbuhan penduduk alami adalah silisih jumlah
kelahiran dan jumlah kematian sedangkan pertumbuhan penduduk total adalah
silisih jumlah kelahiran dan kematian ditambah dengan migrasi atau dapat
dirumuskan:
Pt=L – M + I – E
Dimana :
Pt = penduduk
M = kematian
I = imigrasi
E = emigrasi
Pertumbuhan penduduk dapat digolongkan menjadi 3 yaitu:
- Pertumbuhan penduduk tinggi diatas 2%
- pertumbuhan penduduk sedang diatas 1-2%
- pertumbuhan penduduk rendah kurang dari 1%
Menurut Arsyad (1992) pertumbuhan penduduk yang tinggi
dapat membawa dampak yang berurutan terhadap pembangunan dinegara-negara
berkembang termasuk Indonesia, maksudnya ialah bertambahnya jumlah penduduk
akan membutuhkan biaya pendidikan, lapangan kerja dan kesehatan.
Pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan pertumbuhan
angkatan usia sekolah, sarana pendidikan kesehatan dan lapangan kerja akan
bertambah sebagian dana diserap oleh penduduk.
B. Pembangunan dan Syarat Lancanya Pembangunan
Pembangunan adalah seperangkat usaha yang terarah dan
terencana untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia sesuai yang
diharapkan.
Menurut Sondang P. Siagin pembangunan adalah sebagai suatu
usaha/rangkain usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan
secara sadar oleh suatu bangsa,negara,pemerintah menuju modernitas dalam
rangkaian pembinaan bangsa.
Adapun syarat lancarnya suatu pembangunan yaitu:
- Terdapatnya sumber manusia yang memadai
- Adanya perencanaan yang matang
- Para pelaksananya yang harus bersih,jujur,dan disiplin
- Adanya situasi yang menguntungkan
- Adanya partisipasi rakyat
- Adanya sistem pengawasan yang melekat
Dalam GBHN 1999-2004 dinyatakan bahwa Pembangunan
Nasional ialah usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia
yang dilakukan secara berkelanjutan berlandasan kemampuan nasional dengan
memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologis serta memperhatikan
tantangan perkembangan global. Dalm pelaksanaanya mengacu kepada kehidupan
bangsa yang berdaulat,mandiri,berkeadilan sosial,maju,kukuh kekuatan moral dan etika.
Pembangunan yang terjadi selama ini adalah pembangunan
yang terpusat dan tidak merata akibatnya terjadi ketidak seimbangan antara
pembangunan dipusat dan didaerah. Akibatnya banyak daerah-daerah propinsi di Indonesia
menjadi daerah yang tidak mengenal/mengenyam pendidikan/ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga jauh tertinggal dari daerah-daerah lain yang lebih maju
seperti Jawa khususnya.
BAB III
PEMBAHASAN
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan memperbanyak usia
muda yang membutuhkan kesehatan pendidikan dan lapangan kerja. Besarnya usia
muda mempengaruhi terhadap pembangunan. Biaya pembangunan yang digunakan untuk
kesejahteraan penduduk secara umum diserap melalui pertumbuhan penduduk.
A. Stuktur Umur dan Pembangunan
Menurut Kuncoro (1997 : 169), penduduk berstuktur muda
akan membutuhkan banyak bahan makanan, fasilitas pendidikan, kesehatan dan
lapangan kerja, apalagi pertumbuhan ekonomi tidak bisa mengikuti pertumbuhan
penduduk sehingga terjadi kemiskinan. Kemiskinan akan memperlambat perpindahan
dari sektor pertanian tradisional ke sektor modern. Sektor pertanian
tradisional merupakan sektor ekonomi dengan pendapatan yang rendah sementara
sektor modern adalah sektor ekonomi yang bergerak dalam bidang industri dengan
pendapatan yang tinggi.
Menurut Sembiring (1985 : 55) berdasarkan komposisi
penduduk menurut pengolongan umur dapat ditentukan apakah penduduk suatu daerah
tergolong umur tua dan umur muda. Penggolongan ini dapat dilihat dari:
a)
Preposisi penduduk berumur muda
(0 – 14 / >40% )
Pertumbuhan penduduk yang tinggi mengakibatkan stuktur
komposisi umur muda akibatnya begitu besar beban yang ditanggung oleh
pemerintah dalam hal memenuhi sarana dan prasarana seperti pendidikan,
kesehatan, lapangan kerja dan perumahan. Jika dibandingkan dengan sensus tahun
2004 stuktur komposisi umur muda
tergolong rendah dengan tingkat pertumbuhan 1,9% pertahun. Jadi turun sebesar
0,35%. Hal ini disebabkan oleh rendah sarananya dengan baik program KB di
masyarakat.
Adanyapun masalah yang akan dihadapi
oleh pertumbuhan penduduk yang tinggi dalam pembangunan dilihat dari stuktur
muda meliput berbagai bidang:
1.
Bidang Pendidikan
Masalahnya dihadapi dalm pendidikan
yaitu betapa besarnya jumlah penduduk akan berdampak pada pendidikan yaitu
persiapan sarana pendidikan yaitu penyiapan sarana pendidikan dalam hal
penambahan gedung, tenaga kerja pendidik dan fisikal lainnya. Jumlah untuk itu
harus ada penanganan yang tepat untuk memperhatikannya.
Menurut umur media Indonesia umur dewasa +_ 20 tahun
yang merupakan kelompok usia kerja (sembiring 1985 : 55). Disamping umur dewasa
ada juga kelompok konsumen dan kelompok usia sekolah, untuk itu pemerintah
harus serius dalam menangani masalah ini karena biaya besar pendidikan
merupakan hal yang penting untuk menciptakan anak bangsa yang berkualitas,
intelektual yang dapat menjadi pemimpin bangsa untuk masa yang akan datang.
Tabel 1. Tingkat pendidikan Penduduk Indonesia Usia 10 tahun keatas
tahun 2004 sampai 2006
No
|
Pendidikan
|
2004
|
2005
|
2006
|
1
|
SD
|
25.976.286
|
25.997.445
|
25.982.590
|
2
|
SMP
|
7.523.318
|
7.553.086
|
8.073.389
|
3
|
SMA
|
3.257.973
|
3.402.615
|
3.497.420
|
4
|
SMK
|
2.141.574
|
2.164.068
|
2.231.927
|
Berdasarkan tabel diatas bahwa tidak semua usia sekolah
yang mengenayam pendidikan, hal ini disebabkan oleh :
1)
Faktor ekonomi yaitu besarnya
biaya sekolah yang ditanggung oleh orang tua.
2)
Kurangnya sarana dan prasarana
pendidikan seperti gedung sekolah,tenaga pendidik terutama di daerah terpencil.
3)
Banyaknya anak putus sekolah
akibat kawin muda dan tidak mengetahui arti penting sekolah.
2.
Bidang Kesehatan
Faktor lain sebagai kebersihan suatu pembangunan ialah
tingkat kesehatan penduduk. Tingkat kesehatan yang rendah akan berakibat pada
perkembangan penduduk terutama bagi anak-anak usia sekolah. Apabila kesehatan
terganggu maka kualitas dari IQ
akan menurun. Apabila IQ seorang anak menurun maka kualitas anak
menjadi orang yang mundur dan
profisional jauh dari apa yang kita harapkan.
Pembangunan di bidang kesehatan banyak hal yang harus
ditangani terutama masalah angka kematian bayi dan umur harapan hidup.
a)
Proporsi penduduk umur tua
Berdasarkan pendapat dan ukuran diatas dapat dilihat
dinamika penduduk hasil sensus 2004 dan 2006 seperti tabel dibawah ini.
Tabel 2. Penduduk Indonesia menurut umur tahun 2004 dan 2006(x :
1.000)
Golongan
|
2004
|
2006
|
||
Penduduk
|
Jumlah
komulatif
|
Penduduk
|
Jumlah
|
|
0
– 14
|
60041,7
|
123655
|
9870,6
|
150567
|
15
– 64
|
81944,7
|
245671
|
110876,8
|
34900
|
65
– 74
|
3244,6
|
6534
|
54738
|
7564
|
75
+
|
789,8
|
654
|
987,5
|
986
|
Hasil sensus penduduk tahun 2004 menunjukan jumlah
penduduk 0-14 tahun 60.041,7 jiwa dan 146.776,8 jiwa (40,9%)dan tahun 2006 3,7
jiwa dari 179.2004,8 jiwa (36,4%). Berdasarkan tabel 2 menurut umur tentang
komposisi penduduk dikaitkan dengan teori Sebiring dan Kuncoro maka penduduk
Indonesia tahun 2004 termasuk komposisi umur dengan tingkat pertumbuhan 2,32%
pertahun.
B.
Keterkaitan Antara Pertumbuhan
Penduduk dengan Pembangunan di Lihat dari Sektor Ketenaga Kerjaan.
Angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang
sesungguhnya terlibat atau berusaha untuk terlibat dalam, kegiatan produktif
yang memproduksi barang dan jasa. Penduduk yang bekerja adalah jumlah seluruh
penduduk dalam suatu Negara yagng dapat memproduksi barang dan jasa jika ada
permuntaan terhadap tenaga kerja mereka dan jika mereka mau berpartisipasi
dalam aktivitas tersebut.
Pertumbuhan penduduk yang cepat akan dapat menimbulkan
berbagai masalah sosial yang juga didringi dengan pertumbuhan tenaga kerja yang
tinggi. Untuk itu pertumbuhan tenaga kerja yang tinggi akan membutuhkan
lapangan kerja luas. Jika masalah ini tidak dapat diatasi maka akan berdampak
pada kehidupan sosial yang rendah.
Kondisi sosial yang timbul akan berakibat beruntun yaitu
timbulnya persoalan/gangguan. Apakah penggangguran merupakan masalah dalam
masyarakat yang sedang berkembang maka hal ini sangat berkaitan erat dengan
penyediaan lapangan kerja. Kerja dan lapangan kerja merupakan masalah satu
sumber penentuan bagi penghidupan dan dapat mengatasi masalah-masalah
pengangguran, gelandangan, pelacuran dan pemukiman kumuh yang terjadi di
perkotaan.
Berdasarkan stuktur umum secara ekonomi penduduk
Indonesia dapat dikelompokkan atas tiga kelompok umum yaitu:
1)
Golongan umur muda ( 0-14 tahun
) merupakan kelompok yang belum produktif.
2)
Golongan umur dewasa ( 15-64
tahun ) kelompok produktif.
3)
Golongan umur tua (65 tahun
keatas ) kelompok yang tidak produktif lagi.
Kelompok umur tersebut diatas dapat dihitung
perbandingan jumlah penduduk yang tidak produktif dengan penduduk yang
produktif. Kelompok yang tidak produktif merupakan beban tanggungan penduduk
yang produktif yang sering disebut dengan angka ketergantungan ( Dependency
Ratio ) maka dapat dirumuskan:
DR
= Jumlah penduduk yang tidak
produktif X 100
%
Jumlah penduduk produktif
Atau Penduduk
(0-14)+ Penduduk (65+) X 100 %
Penduduk (15-64)
Rasio ini dimaksud untuk mendapatkan gambaran mengenai
berapa persen penduduk yang dianggap mempunyai aktivitas konsumtif harus di
tanggung oleh penduduk usia 15-64 tahun, yang dianggap sebagai penduduk yan
secara potensial disebut produktif.
Menurut P.Todaro penduduk yang berusia lanjut maupun
yang masih anak secara ekonomis disebut beban ketergantungan dalam arti kata
bahwa mereka anggota masyarakat yang tidak produktif jadi beban tanggung bagi
masyarakat produktif yaitu angkatan kerja.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan membawa dampak
pada penyediaan sandang, perumahan, kesehatan dan pendidikan serta lapangan
kerja. Apabila tidak terpenuhi maka akan terjadi pengangguran yang berdampak
pada tindakan kriminalitas yang dapat mengganggu ketentraman dalam kehipan
masyarakat.
Di Indonesia ada 3 jenis penggangguran:
a)
Penggangguran terbuka
didasarkan pada konsep seluruh angkutan kerja yang mencari pekerjaan, pertama
maupun yang pernah bekerja sebelumnya. Masalah pengangguran terbuka ini memang
selalu menjadi suatu masalah yang peru dipecahkan dalam setiap perekonomian. Jumlah
penduduk yang makin besar telah membawa akibat jumlah angkatan kerja yang makin
besar juga. Ini berarti makin besar pula jaminan orang mencari pekerjaan atau
menganggur. Utuk mencapai keadaan yang seimbang maka semuanya mereka semua
dapat tertampung dalam suatu pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan keinginan
dan keterampilan. Ini membawa konsekuensi bahwa perekonomian harus selalu
menyediakan lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja baru. Kegiatan ekonomi harus
tumbuh dan berkembang lebih cepat dari pertambahan jumlah orang yang mencari
pekerjaan. Keadaan ini sangat diperlukan untuk memperkecil pengangguran
terbuka. Setengah pengganguran parah bila pekerjaan hanya bekerja 7 jam kerja
kurang 2 jam seminggu
C.
Keterkaitan Antara Pertumbuhan
Penduduk dengan Pembangunan Dilihat dari Sektor Penguasaan Lahan
Menurut Maltus bahwa ada hubungan pertumbuhan penduduk
dengan pertumbuhan ekonomi. Ia berpendapat pertumbuhan penduduk menurut tepat
ukur dan pertumbuhan ekonomi menurut deret hitung artinya pertumbuhaan penduduk
cepat bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi. Budge juga mengemukakan
adanya ketidak seimbangan antara penduduk dengan tersedianya lahan kebutuhan
hidup terutama penyedian bahan pangan, maksudnya besarnya pertumbuhan penduduk
merupakan tekanan pada kehidupan
penduduk.
Pertumbuhan penduduk mempunyai keterkaitan dengan
penguasan lahan dan pertumbuhan karena penduduk harus memenuhi kebutuhan
hidupnya terutama pangan, sendiri diperoleh dari pertanian. Bertambahnya jumlah
penduduk, maka akan bertambah pula penguasaan lahan baik untuk pertanian maupun
untuk pemukikiman. Apakah lahan pertanian digunakan secara terus menerus akan
mengurngi produktif yang digunakan untuk pertanian maka dengan mengurangi lahan
pertanian yang berakibat pada kurangnya pangan. Apabila berkurangnya pangan
terjadi maka berdampak pada kelaparan dan kemiskinan yang dapat menghambat
lajunya dalam pembangunan.
Untuk lebih jelasnya penulisan akan membahas tentang
penggunaan lahan.
1. Lahan untuk
pertanian
Negara Indonesia
merupakan negara agraris sebagian besar wilayah digunakan oleh masyarakat untuk
pertanian. Pertanian merupakan mata pencaharian penduduk Indonesia . Kurang optimalnya penggunan
lahan pertanian oleh penduduk mengakibatkan lahan yang
menjadi kritis terutama penggunaan secara berpindah-pindah.
2. Lahan untuk
permukiman
Tingginya pertumbuhan penduduk mengakibatkan lahan
pertanian menjadi berkurang karena sebagian lahan tersebut digunakan untuk
permukiman. Banyaknya lahan pertanian produktif yang diambil untuk pertanian
maka lahan pertanian menjadi sempe dant produktifitas pertanian jadi menurun,
kebutuhan akan pangan jadi berkurang masyarakat yang kelaparan akan bertambah.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan penduduk merupakan hal yang dicermati atau
tentang pertumbuhan penduduk yang tinggi dari pembahasan yang telah diuraikan
diatas maka dapat disimpulkan:
- Pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan banyaknya usia muda. Usia muda yang menjadi tanggungan bagi usia produktif. Untuk itu dalam menangani terutama untuk memenuhi kebutuhan usia muda dengan jalan menyediakan sarana dan prasarana seperti pendidikan, kesehatan, lapangan kerja agar penduduk usia muda tidak menjadi kendala dalam pembangunan khususnya masa akan datang.
- Besarnya jumlah penduduk akan berdampak jumlah penduduk usia kerja banyaknya usia kerja untuk mencari pekerjaan akan membutuhkan lapangan kerja yang cukup luas. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh Pemerintah dalam penanaman modal untuk membantu lapangan kerja baru. Akan berdampak pada penyedian biaya, sehingga dapat menjadi faktor penghasilan pembangunan lainnya.
- Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan , membutuhkan lahan pertanian dan pemukiman. Terutama daerah Pulau jawa dengan banyaknya jumlah penduduk kebutuhan lahan untuk pemukiman menjadi luas sehingga akan menjadi sempitnya lahan pertanian. Di daerah pulau Jawa lahan pertanian cukup luas, para petani melakukan pertanian secara berpindah-pindah yang dapat menjadi lahan kritis. Dengan sempitnya lahan di pulau Jawa akan mengurangi produksi pangan dan adanya kritis diluar pulau jawa akan dapat menghambat pembangunan.
B. Saran
Dari beberapa kesimpulan diatas penulis dapat mengajukan
saran:
- Agar semua lapisan masyarakat terutama pemuka masyarakat meningkatkan pengetahuan tentang perlunya pendataan jumlah kelahiran dengan menerapkan KB yang tepat mengurangi jumlah penduduk.
- Agar pemerintah pusat maupun daerah lebih berperan aktif lagi terutama menangani masalah penggangguran dengan menambah lapangan kerja baru.
- Diharapkan ketua para petani agar dapat mempergunakan lahan pertanian seefektif mungkin dengan menjaga kelestarian lingkungan.
- Diharapkan kepada pembaca memberikan saran dan kritikan kepada penulis agar dapat menjadi sempurna dan lebih terperinci lagi karena penulis menyadari makalah jauh dari sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud, (1978).Pendidikan Kependudukan Untuk SMA.
Arsyad Lincolin (1992). Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta. Universitas
Gajah Mada
Kuncoro, Mudrajat (1997). Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta.
Universitas
Gajah Mada
Sembiring, RK (1985) Demografi. Jakarta, Fakultas Pascasarjana IKIP.
Irwan dan M. Suparmoko, (1992).
Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta. Universitas Gajah Mada
Todaro (1994) Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta Erlangga
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar